Pengertian Sublimasi

Pengertian Sublimasi

Greenbasilrestaurant – Sublimasi adalah perubahan wujud benda padat menjadi gas tanpa terlebih dahulu mencairkannya. Misalnya es yang menguap tanpa terlebih dahulu mencair. Di bawah tekanan normal, materi dan materi pada umumnya memiliki tiga bentuk berbeda pada suhu yang berbeda. Dalam hal ini, transisi dari padat ke gas membutuhkan keadaan massa. Namun, lama kelamaan wujudnya bisa langsung berubah, berubah, melahirkan, berubah menjadi gas, tanpa harus mencair.

 

Definisi sublimasi

Sublimasi adalah keadaan materi dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Ketika partikel yang membentuk padatan mengalami kenaikan suhu dengan pemanasan, partikel berubah fase (keadaan) menjadi gas. Di sisi lain, ketika suhu gas diturunkan dengan kondensasi, gas segera berubah menjadi padat.

 

Pada dasarnya, sublimasi digunakan untuk memisahkan suatu zat dari pengotornya (impurities) sehingga diperoleh zat yang lebih murni. Karena ketidakmampuan untuk menyublim, kotoran biasanya tetap berada di dalam wadah. Prasyarat pemisahan campuran dengan cara sublimasi adalah partikel yang tercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar agar dapat menghasilkan uap dengan derajat kemurnian yang tinggi. Selimasi juga didefinisikan sebagai proses perubahan suatu zat dari fase padat menjadi uap, setelah itu uap mengembun langsung menjadi padat tanpa melewati fase cair (Heru, 2013).

 

Prinsip Kerja Sublimasi:

Prinsip kerja sublimasi secara umum [dalam skala industri] adalah memisahkan zat yang mudah menyublim dengan sublimator sehingga menjadi gas/uap. Gas yang dihasilkan diserap kemudian didinginkan/dikondensasikan kembali. Adapun cara kerja sublimasi skala lab yang sederhana adalah bahan yang akan disublimasikan ditaruh di dalam cawan/cangkir untuk menghilangkan sublimasi, ditutup dengan kaca arloji, corong/labu yang diisi air sebagai pendingin kemudian dipanaskan perlahan-lahan dengan api kecil menjadi panas.

 

Padatan akan menyublim menjadi uap sementara zat pencampur tetap padat. Uap yang dihasilkan oleh proses pendinginan berubah kembali menjadi padatan yang menempel pada dinding pendingin. Ketika tidak ada lagi zat yang akan disublimasikan, maka proses pemanasan dihentikan dan didinginkan agar uap yang terbentuk menyublimkan semuanya, setelah itu zat yang terbentuk dikumpulkan untuk diperiksa kemurniannya. Jika tidak murni, proses sublimasi dapat diulang sampai diperoleh zat murni. percobaan uji karbohidrat

 

proses sublimasi

Secara artifisial

Jika merupakan proses sublimasi yang disengaja/terpaksa, proses ini dapat berlangsung baik dalam skala industri maupun skala laboratorium.

 

pengalaman

Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara alami atau sebagai akibat dari proses alam itu sendiri. Misalnya, sublimasi belerang yang terjadi di kawah gunung berapi. Contohnya adalah Kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m), Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur.

 

Gas vulkanik dengan konsentrasi belerang yang tinggi selalu keluar dari kawah ini dan bau gas terkadang menyengat. Sulfur dihasilkan dari sublimasi gas belerang dalam asap solfatara yang keluar dari kawah pada suhu sekitar 200ÂșC. Saat asap memasuki atmosfer, udara dingin di pegunungan secara alami akan melepaskan gas belerang yang mengembun.

 

Juga, belerang padat terakumulasi di tanah dan kemudian secara alami terkubur untuk membentuk endapan yang bisa menjadi batuan padat. Dengan erosi [mis. oleh hujan dan angin] batuan belerang ini dapat muncul setengah atau seluruhnya dengan tampilan visual batuan dasar kasar berwarna kuning pucat. Biasanya, deposit belerang ini dimanfaatkan oleh penambang lokal dan industri terdekat seperti industri karet melalui penambangan langsung.

 

Cara kerja sublimasi

Bahan yang akan disublimasikan dimasukkan ke dalam gelas kimia/gelas untuk keperluan sublimasi, ditutup dengan kaca arloji, corong/gelas berisi air sebagai pendingin, kemudian dipanaskan perlahan dengan api kecil. Padatan akan menyublim menjadi uap sementara zat pencampur tetap padat. Uap yang dihasilkan oleh proses pendinginan berubah kembali menjadi padatan yang menempel pada dinding pendingin. Ketika tidak ada lagi zat yang menyublim, proses pemanasan dihentikan dan didinginkan sehingga uap yang terbentuk menyublimkan semuanya, setelah itu zat yang terbentuk dikumpulkan dan diperiksa kemurniannya. Jika tidak murni, proses sublimasi diulangi sampai diperoleh zat murni (Sudja, 1990).